Home » » OBSESI ULAT BULU MENJADI KUPU-KUPU

OBSESI ULAT BULU MENJADI KUPU-KUPU



Siapa sich yang suka ulat? Apalagi berbulu, mendengar saja sudah merinding, apalagi sampai menyentuhnya, ehm.. kayaknya semua orang banyak yang membencinya. Tak seperti kupu-kupu yang selalu berterbangan di taman bunga dan menambah indahnya pandangan mata. Hampir semua orang menyukainya dari cara kupu-kupu terbang dengan lembutnya hinggap di putik bunga, sampai warna warninya yang menyejukkan hati.

Namun tak mudah untuk menjadi kupu-kupu, butuh proses panjang untuk menjadi seperti itu, andai kita tahu kupu-kupu dulu hanyalah seekor ulat yang kita benci. Ulat hayalah ulat namun ia punya keyakinan bahwa ia mampu untuk menjadi sosok yang beda dengan aslinya, yakni menjadi kupu-kupu yang manis. Ulat terus berusaha bertapa selama beberapa waktu menjadi kepompong dan akhirnya dengan kesabaran dan keteguhanya ia pun menjadi kupu-kupu yang manis dan bisa terbang sesuka hatinya.
Layaknya ulat bulu itulah saya bocah kecil yang nakal, menggeliat di kerasnya kehidupan, bernaung di bawah awan kala terhantam sengat matahari, mencari tempat yang teduh kala hujan mengguyur bumi. Saya terus berusaha dan terus mencari bagaimana menentukan arah lajunya kehidupan ini, aku bukanlah siapa-siapa dan menjalani hidup apa adanya. Aku tidak menyesal dengan apa yang saya peroleh saat ini, karena semua itu hanyalah proses. Saat ini saya menjadi kepompong yang sebentar lagi akan menjadi kupu-kupu yang melebarkan sayapnya berterbangan di sela-sela indahnya taman, dan selalu menghiasi sekitar dengan senyuman.
Teringat pesan dari ibunda tercinta “Nak ibu tidak melarang kau melakukan apapun, yang penting masih dalam batas kewajaran dan tidak pada sesuatu yang negatif” aku pun menjawab “ya Bu, saya akan selalu mengingat kat-kata Ibu” jawab lagi Ibunda “kalau kamu ingin berterbangan seperti kupu-kupu itu, jadilah kupu-kupu, jangan hanya berdiam diri seperti ulat yang hanya bisa merangkak dan merugikan yang lain” aku terdiam dan merenungi kata-kata beliau, sejenak aku berpikir dan mengolah  kalimat yang ibu katakan, dan tak lama kemudian aku temukan jawaban tersebut.
Saya pun mulai yakin, dengan kesabaran dan keteguhan dari apa yang kita impikan pasti akan kita dapatkan, dengan perjuangan saya pun akan menjadi kupu-kupu yang terbang bebas di angkasa.
Esok harinya Ibu membuka obrolan, “Nak, masih ingat kah kamu waktu masih kecil, nakal mu itu membuat ibu bingung, tak seperti kebayakan anak lain nya, disaat anak-anak lain pengen mainan mobil, kamu pengen pesawat terbang” dengan tersenyum aku menjawabnya, “he he masih ingat Bu, dulu kenapa aku memilih pesawat, karena setahu saya pesawat itu tak ada hambatan, ia bisa melintasi cakrawala dengan bebas, dan jalannya pasti enaka tidak seperti mobil yang bila melaju di jalan kena macet, dan banyak polisi tidur, jadi tidak nyaman, begitu Bu”,  jawab ibu sambil buatkan aku secangkir teh hangat “ Sebenarnya sama saja Nak,” saut aku “bukan itu saja bu, kalau perang-perangan yang diatas selalu menang” oh begitu ya lugas jawab Ibu dengan senyuman.
Cerita masa kecil saat saya masih nakal, sangat berarti dan masih jelas terekam dalam memory otak, yang akan mengantar ku terbang menjadi kupu-kupu yang manis di sukai banyak orang. Bagaimana dengan anda? Apakah hanya berdiam diri seperti ulat bulu atau ingin menjadi kupu-kupu? Terserah anda!

0 comments:

Posting Komentar

Recent