Fakta yang sudah terjadi dan terbukti, menurut Arbain, menunjukkan bahwa
kemajuan kemampuan fotografis seorang pehobi fotografi akan sangat
cepat meningkat ketika sudah bergabung dengan sebuah klub. Klub
tempatnya bergabung bukanlah sejenis kursus yang memberikan materi
pelajaran fotografi secara harfiah, tetapi pergaulan dengan sesama
anggota membuat transfer pengetahuan dan ilmu fotografi antarindividu
menjadi cepat dan efektif.
Salah satu kegiatan klub atau komunitas fotografi yang sudah terjadi sejak puluhan tahun lalu adalah berburu foto. Acara ini tidak semata untuk mendapatkan koleksi foto yang baru. Sebuah acara buru foto justru lebih menjurus kepada transfer ilmu fotografi dan pengalaman dari yang senior kepada yang pemula.
Dengan mengikuti sebuah komunitas fotografi yang secara intens melakukan pertemuan, akan terjadi interaksi yang secara tidak sengaja akan membuat di antara mereka mendiskusikan hobi yang sama, yaitu fotografi.
Berdasarkan pengalaman pribadi saya, dari beberapa komunitas fotografi yang sudah dan yang saat ini masih saya ikuti, hal-hal yang akan secara otomatis mereka bahas antara lain; soal peralatan fotografi dari perkembangan kamera atau lensa terbaru sampai kehandalan sebuah filter, baterai flash, sampai memory card-nya. Terkadang, tukar menukar kontak seorang model hingga dimana tempat cetak foto atau belanja fotografi yang paling murah di suatu kota tertentu, juga diobrolkan.
Dan, bagi beberapa anggota yang mencoba mencari ‘penghasilan’ dari fotografi, bisa saling tukar informasi atau bahkan bisa join kerjasama antar anggota. Tidak sedikit, di antara beberapa anggota sebuah komunitas fotografi tersebut, yang merasa memiliki kecocokan, akhirnya mendirikan sebuah studio atau bisnis bersama-sama.
Komunitas Fotografi Online (Club Photography Online)
Demi mempermudah sharing foto dan aksesibilitas komunitasnya, tak sedikit komunitas fotografi juga memiliki situs atau website. Selain situs yang bisa diakses secara online, mereka juga kadang memiliki account group di jejaring social (social networking) seperti Facebook, Twitter, atau Yahoo! Group, dsb.
Dengan adanya wadah secara online tersebut, walaupun tanpa harus bertemu muka, diantara anggota klub fotografi dapat saling memberi komentar, masukan, kritik atau saran atas hasil foto terbaru mereka.
Jika tidak mau mengkritik secara terbuka atau langsung di foto tersebut, terkadang, secara arif komentar tersebut dikirim secara private message ke inbox si pemilik foto. Tetapi, tak sedikit pula komunitas yang komentarnya secara terbuka dapat dilihat oleh siapapun, bahkan di luar anggota. Itu tergantung kebijakan masing-masing klub.
So, ayo, segera bergabung ke komunitas! Belajar bersama lebih baik daripada merasa diri sudah hebat tapi sebenarnya belum layak dipuji. Jangan jadi katak dalam tempurung. Bagi yang merasa sudah senior, mari berbagi ilmu pada yang lain, tidak akan habis ilmu kita jika kita bagikan, tapi akan kian diakui ilmu, keahlian, dan kedewasaan kita jika kita ikhlas berbagi ilmu.
Semoga bermanfaat! Salam jepret!
Salah satu kegiatan klub atau komunitas fotografi yang sudah terjadi sejak puluhan tahun lalu adalah berburu foto. Acara ini tidak semata untuk mendapatkan koleksi foto yang baru. Sebuah acara buru foto justru lebih menjurus kepada transfer ilmu fotografi dan pengalaman dari yang senior kepada yang pemula.
Dengan mengikuti sebuah komunitas fotografi yang secara intens melakukan pertemuan, akan terjadi interaksi yang secara tidak sengaja akan membuat di antara mereka mendiskusikan hobi yang sama, yaitu fotografi.
Berdasarkan pengalaman pribadi saya, dari beberapa komunitas fotografi yang sudah dan yang saat ini masih saya ikuti, hal-hal yang akan secara otomatis mereka bahas antara lain; soal peralatan fotografi dari perkembangan kamera atau lensa terbaru sampai kehandalan sebuah filter, baterai flash, sampai memory card-nya. Terkadang, tukar menukar kontak seorang model hingga dimana tempat cetak foto atau belanja fotografi yang paling murah di suatu kota tertentu, juga diobrolkan.
Dan, bagi beberapa anggota yang mencoba mencari ‘penghasilan’ dari fotografi, bisa saling tukar informasi atau bahkan bisa join kerjasama antar anggota. Tidak sedikit, di antara beberapa anggota sebuah komunitas fotografi tersebut, yang merasa memiliki kecocokan, akhirnya mendirikan sebuah studio atau bisnis bersama-sama.
Komunitas Fotografi Online (Club Photography Online)
Demi mempermudah sharing foto dan aksesibilitas komunitasnya, tak sedikit komunitas fotografi juga memiliki situs atau website. Selain situs yang bisa diakses secara online, mereka juga kadang memiliki account group di jejaring social (social networking) seperti Facebook, Twitter, atau Yahoo! Group, dsb.
Dengan adanya wadah secara online tersebut, walaupun tanpa harus bertemu muka, diantara anggota klub fotografi dapat saling memberi komentar, masukan, kritik atau saran atas hasil foto terbaru mereka.
Jika tidak mau mengkritik secara terbuka atau langsung di foto tersebut, terkadang, secara arif komentar tersebut dikirim secara private message ke inbox si pemilik foto. Tetapi, tak sedikit pula komunitas yang komentarnya secara terbuka dapat dilihat oleh siapapun, bahkan di luar anggota. Itu tergantung kebijakan masing-masing klub.
So, ayo, segera bergabung ke komunitas! Belajar bersama lebih baik daripada merasa diri sudah hebat tapi sebenarnya belum layak dipuji. Jangan jadi katak dalam tempurung. Bagi yang merasa sudah senior, mari berbagi ilmu pada yang lain, tidak akan habis ilmu kita jika kita bagikan, tapi akan kian diakui ilmu, keahlian, dan kedewasaan kita jika kita ikhlas berbagi ilmu.
Semoga bermanfaat! Salam jepret!
0 comments:
Posting Komentar