Mungkin janggal
kedengarannya, kenapa tidak sang pencari, atau sang pemimpi? Menurut saya ini
yang menjadikan orang bertanya-tanya? Bukankah sang penanti kerjaannya hanya
menanti?
Hmm TIDAKperlu di ketahui, inilah aku sang penanti, aku adalah aku
bukan orang lain. Penanti itu makna umum dan mempunyai makna luas, mungkin juga
kalian juga termasuk.
Sang penanti terlahir di
dunia maya, tepatnya di akun facebook saya yang ku pakai sebagai Id yaitu “Azam
Sang Penanti”, banyak pertanyaan terlontar dari comment-coment sahabat FB, “Apa
sich yang kamu nanti, menanti apa sih, sampai kapan kamu menanti?” pertanyaan
itu yang kerap membanjiri inbox dan statusku, namun lama kelamaan mereka tahu
sendiri apa maksud dari nama itu.
“Dalam kesendirian ku
ketika senja menghampiri, dan mentari pun mulai menepi, awan berarak bersama
mega-mega merah, aku duduk di serambi malam, melambungkan angan, melepas penat
membuang gundah, menatap selaksa alam di tepian hari, mendengar gemuruh
kehidupan bergumam di kaki-kaki langit, aku tersenyum dalam penantian, menanti
saat memanggilku tuk beranjak, bersujud di hadapan-Nya, dan melabuhkan segala
kerinduan yang Ia(Alloh) cipta”
Sebait penggalan puisi
itulah tergambar, bahwa saat itu saya menunggu lantunan denting suara adzan
maghrib. Saya sadari bahwa termasuk saat itu saya adalah sang penanti. Seiring
bergulirnya waktu satu jam kemudian suara adzan terdengar lagi tanda datang
waktu isya’, setelah semua aku alami setiap hari, ternyata saya semakin yakin
bahwa sayalah sang penanti. Malam pun merambah begitu pekat, dalam sunyi aku
bernyanyi, dalam sepi aku meniti, mencoba membuka tabir-tabir yang masih jadi
misteri, menanti dan terus menanti sesuatu yang belum pasti. Ras nyaman dengan
nama itu sudah melekat dalam diriku.
Esok pun terbangun denting
alarm, datang pertanyaan menghampiriku, “Bangun apa tetap terlelap” hm jawab
hati kecilku “Bangun” pijar mentari dan sejuknya embun pagi menantimu “bisik
hati kecilku”, dan begitu terus menerus,.
Melihat kalender dan
hitungan hari tanggal sudah menua, saya pun menanti upah yang semestinya aku
dapat dari jerih payahku selama 30 hari. Dan masih banyak lagi alasan saya
kenapa nama sang penanti aku gunakan. Seperti layaknya pasangan muda-mudi yang
baru menikah tak lain kebanyakan dari mereka menanti buah hati dari cinta
mereka. Seorang petani yang menanam benih-benih padi mereka di ladang dan sawah
setelah beberapa waktu mereka pun menanti waktu panen. Ssaat bulan puasa seusai
ashar mendekati bedug maghrib berbunyi apa yang kita lakukan? Bukankah kita
menanti waktu tuk berbuka puasa. Kita semua ini adalah sang penanti.
Kata inilah yang saya
pilih, terserah orang mau berkata apa, sayalah sang penanti, menanti kebagiaan
dunia akhirat, dan terus menanti hingga lepas nyawa ini.
Di persimpangan jalan,
dalam lelah aku terus melaju, menerobos sela-sela bisingnya jalanan, dalam hati
berbisik “akulah sang penanti, kan terus meniti arti hidup ini” dan akhirnya
saya sempurnakan dalam lagu.
Ku terbangun
hangatnya sinar mentari
Dan beranjak ku
hirup udara pagi
Terbasuh segarnya
embun yang berseri
Ku buka mata dan
dengar burung bernyanyi
Kulangkahkan kaki
untuk menuju sebrang
Dan berharap
temukan kebahagiaan
Walaupun sgala
rintangan menghadang
Tak peduli semua
harus ku terjang
Akulah sang penanti
Kan terus meniti
arti hidup ini
Akulah sang penanti
Merajuk mimpi yang
masih menjadi misteri
Gelombang pasang
tak surutkan keyakinan
Untukku menggapai
sebuah harapan
Meskipun badai
hentikan perjalanan
Namun ku terus
mencari sebuah jawaban
Dan saat asa
terlihat jauh di mata
Laju semangat bara
ku mulai menyala
kebahagiaan pun
jelas begitu nyata
kan ku jaga dan
berbagi untuk semua
akulah sang penanti
tersenyum walau
terasa pahit di hati
Inilah sepenggal lagu perjalanan sang penanti
Selamat menikmati.
Yang ingin punya lagu sang penanti hubungi saya. Inilah pilihan nama panggilan
saya.
Panggilan anda
siapa?
0 comments:
Posting Komentar